Pages

Rabu, 04 April 2012

CANDI SUKUH - MASIH TENTANG CETHO

Assalamu'alaikum Sobat, sore ini saya mau lanjutin posting sebelumnya tentang misteri di Candi Cetho, masih berlokasi tidak jauh dari Candi Cetho, sama-sama terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya pada ketinggian 1186 m diatas permukaan laut, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Candi Sukuh sebuah candi dengan bangunan yang unik, karena terdapat kesamaan bentuk
dengan bangunan-bangunan yang ada di Saqqara Mesir, Chichen Itza dan Tenochticlan di
Mexico, serta Copan di Honduras. Seru kan? hehehe....

Pada kawasan Candi Sukuh terdapat beberapa patung berbadan manusia tapi bersayap seperti burung, sayang kepalanya telah hilang. (jad ingat sama horus.. hiiiiiii)
Namun pada bagian belakang kawasan Candi Sukuh masih dapat ditemukan beberapa patung sosok manusia bersayap yang masih utuh, dan ternyata kepalanya berbentuk hewan, tuh kan, jadi semakin menginatkan pada cerita tentang horus dari bangsa Yahudi. Kesamaan bentuk sosok manusia berkepala hewan memang sangat mirip dengan patung yang berasal dari bangsa Maya, literasi kuno pada bangsa Yahudi, serta relief dan patung pada bangsa Sumeria, Babylonia dan Assyrian.
Gambar atas kanan adalah patung dari suku Maya, sedang gambar dikirinya nya adalah
literasi kuno “The Famous Bird-head Haggadah” dari bangsa Yahudi.


Gambar relief disamping ini adalah Sosok manusia berkepala hewan dan bersayap yang sering disebut Anunnaki pada relief di Sumeria yang ternyata memakai perhiasan berupa gelang yang mirip dengan jam tangan, sama dengan yang dipakai oleh para bangsawan dan ksatria mereka




Perhatikan juga kemiripan manusia berkepala hewan pada gambar-gambar di bawah ini :

Gambar di samping kiri adalah patung sosok Pazuzu yang terbuat dari batu hitam yang berasal dari Babylonia. Gambar di samping kanan adalah patung yang berasal dari peradaban Assyrian, begitu juga gambar di bawah adalah lempengan perunggu berlapis emas yang juga berasal dari Assyrian.
 
Hubungan apakah di masa lalu antara leluhur bangsa kita dengan bangsa Maya,
bangsa Sumeria, Babylonia, Assyrian dan spesies manusia berkepala hewan ?

Sampai saat ini, mungkin semua itu masih menjadi pertanyaan besar bagi para arkeolog Indonesia pada khususnya, dan juga arkeolog dunia pada umumnya. semua peninggalan sejarah di Indonesia, selalu penuh dengan misteri, saat semakin digalinya informasi tentang peninggalan sejarah tersebut, saat itu pula bermunculan pertanyaan-pertanyaan besar yang seolah berhubungan dengan peradaban bangsa-bangsa barat.

semoga artikel ini dapat menghibur sobat semua dan membawa manfaat bagi kita semua. waasalamu'alaikum

*sumber: Misteri Candi Cetho oleh Agung Bimo Sutejo dan Timmy Hartadi


MISTERI DI CANDI CETHO

 
Assalmu'alaikum Sobat, selamat sore menjelang malam. kali ini Saya mau posting sesuatu yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiran kita. Banyak bukti sejarah menyatakan bahwa peradaban kita pada jaman dahulu jaman nenek moyang kita, berkemungkinan jauh lebih maju dari pada apa yang banyak orang ketahui. Salah satu yang mungkin bisa dijadikan bukti adalah dengan adanya Candi Cetho. yups... kita lanjutkan......

Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu, berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut.



Dilihat dari bentuknya, Candi Cetho tidak seperti candi-candi lain yang ada di Indonesia, tapi
justru mirip dengan candi-candi yang ada di peradaban bangsa Inca, Maya di Amerika Latin. Beberapa arkeolog Indonesia mengatakan bahwa Candi Cetho dibuat pada Jaman Majapahit, tepatnya pada saat pemerintahan Prabu Brawijaya ke V. Jika memang demikian maka ada banyak keganjilan yang patut dipertanyakan. Antara lain, batu candi yang terbuat dari batu kali, padahal pada era Majapahit, batu candi dibuat dari batu bata merah. 
Kemudian, dilihat dari bentuk relief di Candi Cetho, tingkat presisi dan kerapian pemahatannya masih sangat sederhana. Tidak seperti di era Majapahit yang jauh lebih detail menggambarkan figur-figur patung ataupun relief. Hal ini mengindikasikan usia Candi Cetho yang lebih tua dari era Majapahit.

Demikian juga patung-patung yang ada di Candi Cetho banyak menunjukkan hal-hal yang jauh
lebih tua dari jaman Majapahit. Ada beberapa patung yang tidak menggambarkan orang Jawa
yang ada pada masa itu, patung tersebut justru lebih mirip dengan sosok orang Sumeria.
Padahal kebudayaan Sumeria dikatakan sebagai kebudayaan tertua di dunia.


 
Dari sisi wajah dan potongan rambut tidak menunjukkan orang Jawa tetapi justru memiliki
kesamaan dengan orang Sumeria, Viking, Romawi, atau Yunani. Namun dari sisi pembentukan mata sangat identik dengan patung Sumeria.



Dari wajah dan cara berpakaian serta perhiasan yang dikenakan bukan ciri khas Jawa
melainkan ciri khas Sumeria, tetapi mengapa dipatungkan seperti orang yang takluk dan
dengan wajah ketakutan ?


 
Bila diperhatikan dari sisi perhiasan, untuk telinga biasanya orang Jawa menggunakan
Sumping, sedangkan pada patung ini hanya menggunakan anting-anting. Pada lengan tangan
biasanya menggunakan kelat bahu dan pada patung ini tidak, juga pergelangan tangan orang
Jawa biasanya memakai gelang keroncong, tetapi pada patung ini terlihat menggunakan
gelang yang sangat mirip dengan jam tangan, gelang sejenis ini merupakan gelang ciri khas dari daerah Sumeria.




 
Pada gambar di samping merupakan gambar
dari orang Sumeria yang bisa di ambil dari
internet. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa
bentuk perhiasan mirip seperti yang terlihat di
patung yang ada di Candi Cetho.
Kebiasaan di Sumeria, perhiasan berupa gelang
menyerupai jam tangan yang hanya digunakan
oleh mereka yang dari kalangan bangsawan dan
ksatria.
Begitu juga dengan bentuk mahkota rambut dan
jenggot yang mirip, dari sisi cara berpakaian
agak lain dengan yang di gambar ini. Bentuk
mata sangat mirip, karena digambarkan mata
yang besar dan lebar.



Bila kita perhatikan lebih jauh, mengapa ada patung yang pada dasarnya sangat mirip dengan
orang Sumeria yang ada di Candi Cetho. Sedangkan orang Sumeria yang menggunakan
pakaian seperti itu menurut literatur ada di jaman 3000 - 4000 tahun sebelum Masehi. Kalau
mereka dikatakan manusia pertama yang mempunyai peradaban dan tata sosial yang sudah
bagus, mengapa mereka menyembah dan kelihatan takluk di Candi Cetho ?.

Jadi apakah bangsa kita tidak ada peradaban pada waktu itu ataukah peradaban kita
sudah lebih maju dari mereka ?

Selain kaitannya dengan orang Sumeria, pada relief di Candi Cetho tergambar sosok prajurit
Jawa di mana gambar tersebut juga terdapat di relief yang ada di Candi Sukuh dan di
Villahermosa, Mexico.

Sekali lagi kita perhatikan, patung yang patut diduga adalah sosok dari orang Sumeria yang
berada di Candi Cetho dengan sebuah relief yang berada di Monte Alban, Qaxaca, Mexico yang menunjukkan sebuah kemiripan.


Pada kedua gambar di atas, sama-sama tergambar sosok yang sedang dalam ketakutan, takluk dan menyembah atau menghormati.
Adakah hubungan peradaban bangsa kita dengan peradaban bangsa Maya Inca di
Amerika Latin dalam menghadapi bangsa Sumeria ?

Yups.. ternyata begitu banyak misteri yang tersimpan tentang peradaban akan nenek moyang kita, tidak hanya dari segi budaya, dari bidang arsitektur pun nenek moyang kita tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain di eropa, maka sepatutnya kita bangga dan menjadi pelajaran buat kita, jangan sampai kita kalah dengan nenek moyang kita, yang notabene, hidup dijaman yang teknologinya masih minim tapi mereka mampu menciptakan karya-karya besar untuk perkembangan di masa mendatang.
semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

*sumber: Misteri Candi Cetho oleh Agung Bimo Sutejo dan Timmy Hartadi

SUMPAH PALAPA

 
Assalamu'alaikum sobat, dalam hidup kita memang harus mempunyai tekad yang kuat, apalagi didalam era seperti ini, dimana hampir semua-mua hal tidak mudah didapatkan. Dari A sampai Z, sangat jarang kita temui sesuatu yang gratis, sampai-sampai, saya pernah dengar celetukan "jangankan ambil air Mas, wong buang air saja sekarang kudu mbayar kok". hahahaha.... Bener juga yah kata-kata itu.

Kembali ke masalah tekad, masih ingat tentang Gajah Mada dengan sumpah palapa nya?, yups, mungkin saja cerita nenek moyang kita yang satu ini, eits, "kakek moyang" mungkin tepatnya,hehehe.. bisa menjadi satu motivasi untuk kita menjadi manusia yang bertekad kuat. amin hehehe...
Entah, ilham dari mana yang merasuki jiwa dan pikiran Gajah Mada, hingga Ia begitu terobsesi mempersatukan pulau dan wilayah yang begitu banyaknya dalam satu Nusantara dibawah panji-panji majapahit.
entah, keteguhan macam apa yang dia miliki, hingga Ia berani tanpa keraguan sedikitpun bersumpah meninggalkan semua kesenangan hidup sampai sumpahnya terwujud dalam kebesaran majapahit.

Bahkan Indonesia berutang pada Gajah Mada dengan sumpahnya hingga Indonesia mewarisi kekuasaan wilayah yang begitu luas dengan untaian Zamrud Khatulistiwanya. semua ini tidak lepas dari besarnya tekad Gajah Mada yang walaupun bagi Gajah Mada sendiri, belum bisa dikatakan berhasil, tapi dia telah mampu menyatukan jajaran pulau2 yang begitu luasnya dalam wilayah kesatuan Majapahit, yang kini kini kita kenal sebagai negara "INDONESIA"

Sumpah palapa begitu magis dan menegangkan, betapa tidak, setelah ditelisik perjalanan hidupnya, Mahapatih Amangku Bumi Gajah Mada ini, bukanlah siapa-siapa. mengawali perjalanan karirnya dari tataran yang paling bawah.Loyalitas, dan totalitas pengabdian pada negara yang bermuara pada keberaniannya mengucap sumpah sekaligus mengejawantahkan sebuah gagasan yang cerdas, progresif dan revolusioner, mengantarkannya pada puncak kesuksesan.

Pastinya sobat sekalian penasaran dengan cerita Sumpah Palapa yang bahkan bukan hanya orang-orang Indonesia sendiri yang mengetahuinya, beberapa sumber mengatakan Filipina, Malaysia, Brunei bahkan sampai ke Thailand pernah mendengar dan bahkan mengetahui cerita ini. Asal sobat ketahui, negara-negara tersebut, dahulu berada dalam wilayah kekuasaan Majapait. yups... menegangkan bukan? jika Sobat ingin mengetahui cerita seru ini, lanjutan dari posting sebelumnya, langsung saja silahkan klik disini untuk mendownloadnya, buku karangan Langit Khresna Hariadi ini saya jamin akan membawa Sobat sekalian didalam "Hamukti Palapa" hehehehe... puedhe.
semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.
www.bhayangkara-ds.blogspot.com - semua tentang Indonesia

Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan Angkara


Assalamu'alaikum Sobat, cerita hari ini, udah jam setengah 6 pagi , melek dari kemaren, Mumpung lagi libur, jadi bisa begadang semaleman. hehehehe...
Nasib  bujangan , cucian numpuk seabreg, masih belum ada yang nyuci'n. xixixixixi.. dengan sangat terpaksa saya harus segera menyelesaikannya kalo besok pagi ga mau kerja ga pake baju. hehehe... mohon do'a yah sobat, biar status saya  bisa cepat berubah.. ahay..
halah... kok jadi curhat sich, ga bener nich...

Kembali ke materi postingan hari ini... lanjutan dari posting sebelumnya tentang Gajah Mada, kali ini seri yang kedua "Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan Angkara", buku seri kedua ini menceritakan bagaimana perebutan kekuasaan dan intrik-intrik politik di tataran elite yang
akhirnya menjebak rakyat yang tidak berdaya menjadi korban ternyata bukan persoalan aktual yang baru muncul sebagai persoalan manusia modern. Bahkan berabad yang lalu, ketika Majapahit dengan megah bertakhta di tanah Jawa, konspirasi politik tingkat tinggi pun telah dengan kompleks menjadi bagian realitas kehidupan di dalamnya.

Makar Ra Kuti berhasil diberangus. Waktu telah berlalu sembilan tahun hingga luka-luka yang ditimbulkan akibat nafsu kuasa yang tak terkendali dari para Dharmaputra Winehsuka dapat disembuhkan dan kesejahteraan kawula dipulihkan. Akan tetapi, lakon Gajah Mada masih sangat jauh dari tuntas. Karena godaan kekuasaan yang menyebabkan rusaknya tatanan, sekali lagi terjadi, memupus perjalanan hidup
Jayanegara dan kembali membenamkan Gajah Mada ke dalam arus deras perebutan kekuasaan atas singgasana Majapahit.

Sungguh, ternyata tidak jauh berbeda masalah yang akan kita hadapi apabila telah dihadapkan dengan takhta dan kekuasaan, Saya berlindung kepadam-Mu yaa Robb, apabila suatu saat nanti Kau berikan hamba kekuasaan maka jangan Kau gelapkan hati hamba hingga hamba terpeleset dalam keburukkan. amiiinnnn. ( sambil berdoa gapa2 kan? hehehe...)

Satu lagi kisah yang sangat saya kagumi adalah kesetiaan, ketulusan, dan kesungguhan cinta yang di milikki oleh Diah Menur kepada suaminya Raden Kudamerta. sungguh mengharu biru.. hehehe.. lebay...
ah rasanya terlalu panjang saya bercerita, jika Sobat sekalian penasaran, lansung saja klik link downloadnya disini.
Semogga sobat sekalian terhibur dan bisa mengambil pelajaran setelah membaca novel ini. ammmmiiiiiinnn.
semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

www.bhayangkara-ds.blogspot.com - semua tentang Indonesia

GAJAHMADA


Assalamu'alaikum sobat, agan , kawan, teman, dan lain-lain...
masih seputar Bhayangkara, saya posting salah satu novel yang menjadi inspirasi nama blog ini...
Sedikit kutpan dari novel GajahMada karangan Langit Khresna Hariadi

"Gajahmada bertambah tegang saat mendengar isyarat-isyarat
tertentu yang tidak lazim. Ada yang berdesis dan dijawab dengan siulan
kecil. Bahkan, suara jari yang dijentikkan dengan jempol tangan. Sebagai
orang yang mengenyam dunia telik sandi, Gajahmada sangat yakin ada
makna tertentu di balik isyarat tidak wajar itu.
Namun, Bekel Gajahmada tetap diam dan menunggu
perkembangan.
Sebenarnyalah memang ada salah seorang dari Bhayangkara yang
berusaha mendekati Jayanegara. Gerakannya memang tidak menarik
perhatian bagi yang lain, tetapi benar-benar harus diperhatikan dengan
cermat oleh Bekel Gajahmada.
Akhirnya, orang itu makin dekat, bahkan sampai di belakang Bekel
Gajahmada. Pimpinan pasukan Bhayangkara itu tidak mau
mempertaruhkan keadaan. Tanpa banyak bicara, Gajahmada tiba-tiba
mengayunkan tangannya membenamkan kerisnya ke tubuh Bhayangkara
itu. Terdengar sebuah jerit kemudian disusul oleh tubuh terjengkang.
”Berhenti semua!” teriak Gajahmada.
Pasukan kecil itu berhenti.
”Ada apa?” bertanya Jayanegara.
”Ada apa, Kakang Bekel?” terdengar lagi sebuah pertanyaan dari
belakang.
Keris yang dipegang Bekel Gajahmada ternyata memang sangat
beracun. Ayunan yang dilakukan Bekel Gajahmada dengan telak
menenggelamkan keris itu tepat ke dada menembus jantung korbannya.
Tubuh celaka yang terkena keris itu terjerembab bersandar dinding dan
hanya membutuhkan waktu yang amat singkat untuk mati.
”Ada apa Gajahmada?” kembali Jayanegara yang sangat cemas
bertanya.
”Ada pengkhianat di antara kami, Tuanku,” jawab Gajahmada
dengan tegas, ”hamba sudah lama mengetahui bahwa memang ada
pengkhianat di antara pasukan Bhayangkara, tak malu-malunya menjadi
kaki tangan Ra Kuti. Hal ini menyedihkan dan mengecewakan sekali.”
Lorong bawah tanah itu mendadak menjadi hening. Tak ada
seorang pun yang berbicara. Gagak Bongol yang membawa lentera
bergegas berbalik untuk memeriksa siapa yang telah menjadi pengkhianat
itu. Lentera yang nyaris padam itu ternyata masih bisa menerangi raut
wajah pengkhianat yang mati ditikam keris Gajahmada.
Gagak Bongol terbelalak.
”Gila!” desis Gagak Bongol. ”Panji Saprang?”
Ucapan Gagak Bongol mengagetkan. Para Bhayangkara yang
mengiring Jayanegara terhenyak, tersentak kaget oleh kenyataan yang
tidak terduga itu. Bagi Gajahmada, sangat sulit membayangkan Panji
Saprang ternyata pemberontak. Entah bujukan macam apa yang telah
menjerumuskan Panji Saprang hingga bersedia menjadi kaki tangan Ra
Kuti. Apa yang telah terjadi itu menjadi renungan bagi semua yang berada
di lorong bawah tanah itu. Semua memahami, mengapa Panji Saprang
mau berkhianat terhadap negara".

Untuk download file pdf nya silahkan klik disini
Oya, untuk download di 4shared, sobat harus login dulu, kalobelum punya akun, silahkan daftar dulu, gratis kok daftarnya.hehehe... ribet yah...

semoga menambah wawasan kita tentang sejarah negara kita dan betapa indahnya mengetahui sejarah negara kita sendiri.
semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.


www.bhayangkara-ds.blogspot.com - semua tentang Indonesia

OH PAK DAHLAN.. I LOVE YOU PULL POKOK'E...!!!!


 Assalamu'alaikum sobat, dapet forward email dari kawan, insyaAllaah bermanfaat kalau saya posting. hehehe..
Seru euy, dan saya rasa perlu diperbanyak orang-orang seperti Pak Dahlan ini...

Rabu, 21 Maret 2012 , 08:20:00
Don Kardono
Mending, Cuma Lempar Kursi
MENEG BUMN Dahlan Iskan ngamuk! Lempar kursi di pintu tol Semanggi! Lalu membebaskan mobil masuk tol tanpa bayar! Alias gratis. Musababnya, terlalu panjang antre di depan pintu tol hingga 30 mobil" Terlalu lama pelayanan pembayaran di gerbang tol. Dari 4 gerbang, hanya satu yang berfungsi dengan petugas manual, dan satu GTO – gerbang tol otomatis. Dua loket lainnya kosong, tanpa petugas, tidak dibuka.


Kebetulan, pagi itu, Mercedes Benz L-1-JP S-500 hitam lewat. Pasti, dia juga merasakan dampak buntut panjang antrean itu. Saya bisa membayangkan, bagaimana Dahlan Iskan keluar mobil. Dengan kets dan baju putih lengan panjangnya. Lalu ngomel-ngomel pada petugas tol. Terus, tidak ada yang berani menjawab. Lalu, mengecek sendiri ke loket pembayaran tol, tidak ditemukan petugas.

Wow, intonasinya pasti tambah kencang! Kursi di loket pun “dideportasi”.  Dianggap tidak berguna! Lalu dia atur lalu lintas sendiri, sambil memastikan antrean tidak boleh lebih dari lima mobil di semua pintu tol, seperti pesan dia kepada jajaran direksi PT Jasa Marga yang baru.

Pasti serem, gaduh, tegang suasana pagi itu. Di BBM Group, Facebook, Twitter, dan berita news up date di beberapa dot.com juga ikut heboh. Yang saya heran, ini ada “orang ngamuk” kok malah pada senang? Itu kan sama halnya dengan, menari di atas penderitaan orang lain? “Marah” kok malah dijadikan tema diskusi publik yang tak habis-habis sampai sore. “Marah” kok jadi bahan canda dan tawa?  Puluhan kawan yang foreward pesan itu ke HP saya.

“Ngamuknya” Dahlan Iskan keren! “Ngamuknya” kreatif! Hah? Coba, darimana rumus logika yang bisa menyambungkan makna kata “mengamuk” dan “keren”" Darimana cara menjelaskan koneksitas antara “ngamuk” dan “kreatif”? Dua kata yang nyaris bersifat resiprokal dan paradoks. Mengamuk itu identik dengan sikap emosional, kata-kata pedas, bahkan menjurus kasar, bernada tinggi dan meledak-ledak. Sedang “keren” itu hal yang positif, bagus, menarik, menyenangkan. Mana ada kata-kata ketus yang menyenangkan" Yang pedas dan nikmat, itu hanya rujak uleg atau rawon setan saja.

Ada juga yang bilang: “Biar kapok loe, Direksi Jasa Marga! Ganti saja kalau malas bekerja dan tidak serius!” Waduh, kali ini sudah satu level lebih tinggi dalam memaknai “ngamuk”nya Dahlan Iskan. Rupanya “ngamuk” itu bisa menyetrom orang lain, bahkan bisa memprovokasi mereka untuk ikut-ikutan bersikap “ngamuk”. Rupanya, “ngamuk” itu semacam virus berbahaya yang bisa mewabah dan menular dengan cepat melalui BBM.

Kekagetan publik melihat ngambek, ngomel dan ngamuk ala Dahlan Iskan itu, bisa saya dimengerti. Banyak orang awam yang tidak yakin, bahkan seperti bermimpi saja, seorang menteri secara vulgar melempar kursi ke luar gardu, lalu mengatur lalulintas sendiri. Kurang kerjaan banget. Cara marah dengan melempar kursi itu sebenarnya hanya satu level terbawah yang biasa dilakukan mantan Dirut PLN ini. Orang bisa saja mengira, marah kok punya gaya.

Bagi saya yang sudah hampir 20 tahun bekerja di Group Jawa Pos, dan juga kawan-kawan yang sudah lama mengenal Dahlan, tentu sudah kenyang dengan cara ngamuknya yang amat khas. Pernah, di ruang redaksi Jawa Pos Graha Pena Surabaya, di lantai empat, di toilet pria dia temukan putung rokok. Bukan main marahnya! Sampai satu minggu penuh, toilet pria dia segel! Artinya, kalau kru redaksi hendak ke toilet harus numpang di ruangan yang berbeda.

Dia tulis sendiri, dia segel sendiri, dia lem sendiri di pintu. “Toilet Disegel!” sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kru redaksi pun saling melempar kesalahan, meskipun tidak ada yang berani mengakui siapa “biang kerok”-nya yang merokok di toilet. Sejak itu, toilet tidak lagi dipakai untuk merokok. Apalagi membuang putungnya.

Masalah putung rokok, juga pernah merepotkan seluruh awak redaksi di kantor Karah Agung, Surabaya. Kala itu, ada smoking area di antara masjid dan ruang pra cetak Jawa Pos. Orang biasa menghisap tembakau bakar di situ. Dia tidak anti, tidak melarang merokok, tapi juga tidak pro rokok. Tetapi, gara-gara ada yang buang putung sembarangan, maka semua orang yang ada di situ, ---tidak peduli yang merokok maupun yang tidak---, diwajibkan kerja bakti memunguti putung, bekas korek api, dan bungkus rokok yang berserakan di seluruh lingkungan.

Mengapa yang bukan perokok juga dikenai sanksi? “Karena membiarkan temannya berbuat buruk dan merusak kesehatannya!” jawab Dahlan, saat ditanya. Membiarkan orang lain “terjerumus” itu termasuk dosa! Termasuk pelanggaran, dan harus turut menanggung risikonya!

Dia juga pernah melempar komputer di lantai yang sama. Gara-garanya kesalahan editing, kesalahan redaksi. Dia banting komputer di depan orang yang membuat kesalahan yang dinilai fatal itu. Tentu, sebelumnya diawali dengan suara keras, intonasi keras, dan tatapan mata yang tajam.

Itu masih belum seberapa! Saat berkantor di Karah Agung Surabaya, pintu masuk kantor kami ada deretan telepon umum. Sekitar tahun, 1995, Dahlan masih mengendarai Isuzu Panther putih bernopol L-10-NE. Hobinya memang menyetir, ngebut, cepat sampai tujuan, dan zero accident. Banyak orang umum yang telepon di situ, dan memarkirkan kendaraanya sembarangan. Terkadang menutup akses masuk, yang amat merepotkan.

Padahal, lokasi telepon umum itu bersebelahan dengan jalan masuk ke kantor dan ruang satpam. Dan, berkali-kali satpam sudah diingatkan, agar posisi parkir sepeda motor yang hendak telepon itu diatur yang rapi! Ibarat penyakit kambuhan, masih saja parkirnya asal dan menutup akses. Suatu ketika, Dahlan sengaja menyerempetkan mobilnya itu ke kerumunan sepeda motor sampai terjatuh. Berapa pun biaya perbaikannya dijamin, tetapi message-nya adalah jaga kerapian, jaga kedisiplinan, tegakkan aturan dan tegur yang salah. Jangan dibiarkan, karena mereka akan bertambah liar.

Ah, masih ada 1001 macam cara marah Dahlan Iskan. Di berbagai kasus, di berbagai daerah, di berbagai level manajemen yang berbeda, reaksi marahnya juga berbeda. Kontekstual dan spontan. Karena itu, Ary Ginanjar Agustian, yang kemarin siang berkunjung ke redaksi INDOPOS menyebut, sosok Dahlan Iskan itu sebagai authentic leadership!

“Ciri seseorang memiliki Authentic Leadership adalah spontanitas dan berkecepatan tinggi. Konsep decision making dalam leadership model ini sangat cepat, karena dia bukan saja dituntun oleh pikirannya, tetapi juga oleh intuisinya. Dan, intuisi atau mata hati mampu melihat 70 kali lebih cepat dibandingkan dengan mata kepala. Seorang authentic leader percaya dengan hatinya,” komentar Presdir ESQ 165 yang sudah eksis sejak 2001 ini.

Nah loe! Masih mending hanya melempar kursi di gerbang tol Semanggi. Masih untung, bukan mengganti kursi direksi! (*)


(*) Penulis adalah Pemimpin Redaksi-Direktur INDOPOS, Wadir Jawa Pos.


www.bhayangkara-ds.blogspot.com - semua tentang Indonesia

TENTANG 2,5%


Assalamu'alaikum sobat,teman,kawan,agan....
sebuah perkara yang memang sudah banyak dilupakan...
hehehe....

sebelumnya saya mulai sebuah cerita, berdua dengan teman saya kami ngobrol santai depan kontrakan sambil minum kopi dan tentunya tak lupa sebatang rokok... eits.. berbatang-batang rupanya..hehehe...
berawal dari masalah kerjaan, rekan kerja, gosip dan sampai akhirnya pada masalah " 2,5 % ".

teman saya bercerita bahwa dia kehilangan sebuah hape androidnya, saya kemudian bilang, mungkin sampean lupa 2,5% nya Mas. Dan entah karena kebetulan atau memang benar adanya, setelah penghasilan rata-rata teman saya perbulan dipotong 2,5% dan dikalikan 12 hasilnya tidak jauh beda dengan harga dari hape tersebut, dan sangat mendekati sama. hehehe.. wa Allhau'alam.

Lain orang dengan cerita yang hampir sama terjadi pada adik saya sendiri yang juga kehilangan hape nya.

Tapi begitu juga sebaliknya, jiga kita selalu menyisihkan dan menyiapkan " 2,5% " tersebut, cepat atau lambat, jauh atau dekat,  dunia ataupun di akhirat InsyaAllah akan ada balasan dari " 2,5% ". Bagi anda yang muslim, tentunya tahu atau paling tidak pernah membaca ini.

Allah SWT berfirman:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang  menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji. Allah melpatgandakan (ganjaran) pada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah MAha Luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:261)

Ini pengalamn pribadi saya, maaf sebelumnya, demi Allah saya tidak sama sekali bermaksud untuk riya' ataupun sebagainya, sekedar berbagi pengalamn agar kita bersama-sama mengambilnya sebagai pelajaran. hehehe...
seingat saya, saya tidak pernah kehilangan uang ataupun barang yang nilainya sampai ratusan ribu lebih. dan alhamdulillaah, akhir tahun kemarin, saya mendapatkan pekerjaan baru yang penghasilannya lebih baik dari pada penghasilan sebelumnya. hehehe.. manthab thow. Saya sangat yakin bahwa itu semua adalah balasan dari apa yang Allah janjikan. dan alhamdulillah, walaupun tidak banyak, sampai saat ini saya selalu menyisihkan "2,5% " yang bukan hak saya, mohon do'anya sobat, semoga bisa selalu istiqomah.amin.
semoga bermanfaat.

www.bhayangkara-ds.blogspot.com - semua tentang Indonesia